Monday, June 1, 2015

WORLDS WITH MAGIC ECONOMIC OF CHINA

DOSEN                     : MUHAMMAD FIRDAUS
MATA KULIAH          : PEREKONOMIAN INDONESIA # (SOFTSKILL)



A. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
     Di negara manapun juga, baik yang beraliran sosial maupun kapitalis atau gabungan dari dua sistem ekonomi tersebut, pemerintah mempunyai peran sangat penting di dalam ekonomi. Walaupun dalam praktiknya di banyak negara intervensi pemerintah sangat luas,  bahkan menguasai atau memonopoli ekonomi, seperti di China. Dengan demikian, Tugas Pemerintah adalah menjaga stabilitas ekonomi dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pada tingkat tertentu yang menciptakan kesempatan kerja penuh, yang berarti mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

     Kebijakan ekonomi makro secara garis besar dapat dibedakan menjadi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, seperti juga ekonomi dapat dibagi dua sektor yaitu sektor rill dan sektor moneter. Sektor rill menghasilkan barang dan jasa sedangkan sektor moneter merupakan hasil dari sektor rill dalam bentuk uang. Pertumbuhan dan stabilitas sektor rill dipengaruhi oleh pemerintah lewat kebijakan fiskal sedangkan pertumbuhan dan stabilitas sektor moneter dipengaruhi pemerintah lewat kebijakan moneter. Keserasian antara dua kebijakan tersebut sangat penting karena akan menciptakan suatu stabilitas di dalam ekonomi.

      Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saling berpengaruh satu sama lain dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Jika kebijakan moneter dipengaruhi beberapa variabel utama antara lain suku bunga, pertumbuhan ekonomi, inflansi, dan kurs valuta asing, maka dalam kebijakan fiskal dipengaruhi dua variabel utama yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment).

1. KEBIJAKAN FISKAL
      Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana dan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya untuk melaksanakan pembangunan, singkatnya terkait dengan penerimaan atau pengeluaran negara. Kebijakan fiskal juga mengusahakan peningkatan penerimaan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.

      Kebijakan Fiskal saat ini di China yang dikutip oleh kabar24.bisnis.com mengatakan Di BEIJING – Menyusul pidato Perdana Menteri Li Keqiang yang mematok pertumbuhan 7% sepanjang tahun ini, pemerintah China menyatakan akan memaksimalkan instrumen kebijakan fiskal untuk mencegah perlambatan tajam pertumbuhan.

      Menteri Keuangan China Lou Jiwei menyampaikan tahun ini pemerintah akan mengimplementasikan kebijakan fiskal yang berfokus pada menjaga perekonomian dalam negeri dari risiko yang mengancam pertumbuhan, baik dari dalam maupun luar negeri.

     “Untuk mencegah risiko perlambatan, kita harus mengadopsi kebijakan fiskal yang sesuai. Perekonomian harus terus tumbuh sehingga kita harus mencegah perlambatan tajam,” kata Jiwei di hadapan anggota parlemen China di Beijing, Jumat (6/3/2015).

      Jiwei menyampaikan pemerintah akan fokus mengurangi lambungan utang publik China yang nilainya telah mencapai dua kali produk domestik bruto (PDB) negara itu.

      Dia mengatakan pemerintah lokal setidaknya akan membayar utang sebesar 100 miliar yuan atau setara US$15,97 miliar tahun ini. Adapun, Kemenkeu China mencatat total utang pemerintah lokal negara itu mencapai lebih dari US$3 triliun.

      Seperti diketahui, dalam pidato tahunannya PM Li Keqiang mematok pertumbuhan tahun ini sebesar 7%, lebih rendah dari target pertumbuhan tahun lalu yaitu 7,5%. Jika tidak meleset, pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2015 akan menjadi yang terendah dalam 25 tahun terakhir.

       Menetapkan target pertumbuhan 7% sebelumnya kerap direkomendasikan oleh para ekonom. Dengan target tersebut, Li berjanji akan terus mengimplementasikan reformasi dan restrukturisasi perekonomian Negeri Tembok Raksasa.

2. KEBIJAKAN MONETER
     Kebijakan pemerintah dalam mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat suku bunga. Uang mempunyai peran sentral dalam perekonomian modern. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang ini tanpa uang tidak mungkin ekonomi bisa berjalan katena tidak ada permintaan atau konsumsi rumah tangga (C). Terlalu banyak uang beredar di masyarakat mengakibatkan terlalu banyak permintaan. Jika produksi atau penawaran di pasar terbatas, maka tingkat inflansi akan meningkat dan inflansi yang terlalu tinggi akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pentingnya kebijakan moneter untuk menjaga stabiilitas peredaran uang.

     Kebijakan moneter di China menurut sumber kabar24.bisnis.com Di BEIJING – China dinilai harus segera mengimplementasikan kebijakan moneter longgar melalui pemangkasan pada tingkat suku bunga pinjaman saat ini 6% dan cadangan bank pada 2015 demi mendorong pertumbuhan.

     Rekomendasi tersebut merupakan kesimpulan dari diskusi yang digelar Pemerintah China dengan sejumlah ekonom. Meski dinilai mampu mengejar target pertumbuhan 7,5%, Negeri Panda itu masih harus menghadapi tantangan berupa permintaan domestik yang lesu untuk tidak kehilangan momentum tersebut.

     “Kita harus lebih memperhatikan tingkat kredit dan pembiayaan yang menukik tajam pada Juli. Menurunnya jumlah uang yang beredar akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” kata ekonom  Academy Macroeconomics Research, Chen Dongqi di Beijing, Selasa (19/8/2014).


     Data yang dipublikasikan Pemerintah China pekan lalu menunjukkan jumlah uang yang beredar di perekonomian China menyentuh titik terendah dalam enam tahun terakhir. People’s Bank of China (PBOC) dituntut untuk meningkatkan likuiditas, mengingat beberapa indikator perekonomian tumbuh stagnan.

     Data tersebut menunjukkan bank-bank China meminjamkan 385,2 miliar yuan atau setara US$62,53 miliar pada Juli, jatuh 64% dari bulan sebelumnya. Di saat yang sama, pembiayaan sosial yang berkontribusi besar pada likuiditas, jatuh 86% menjadi 273,11 miliar yuan pada Juli.

     Menurut Chen, saat ini ruang untuk memangkas tingkat suku bunga terbuka lebar. Chen yang merupakan penasihat kebijakan ekonomi pemerintah, yakin dalam beberapa waktu mendatang pemerintah akan segera memangkas suku bunga.

     Meski demikian, Chen menolak untuk memberikan prediksinya sejauh apa suku bunga dan cadangan bank akan dipangkas. Ia merekomendasikan pelonggaran dilakukan secara bertahap untuk menghindari aliran kas yang terlalu banyak dalam satu waktu.

     “Untuk menghindari aliran dana terlalu banyak tiba-tiba, kita harus memulainya secara perlahan. Itu artinya, frekuensi pemangkasan suku bunfa dan cadangan bank akan dilakukan beberapa kali,” kata Chen.

     Dengan kebijakan moneter longgar, diharapkan permintaan domestik baik rumah tangga maupun korporasi akan meningkat.

B. MASALAH-MASALAH POKOK PEREKONOMIAN CHINA

1. PENGANGGURAN

     Krisis finansial global yang melanda seluruh dunia, membuat seluruh negara di belahan dunia manapun panik Termasuk Cina, negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang impresif dalam masa krisis, yakni sebesar 8 persen. Kepanikan ini disebabkan oleh meningkatnya pengangguran yang disebabkan oleh krisis finansial tersebut. 
Pada tahun 2009 lalu, hampir 20 juta buruh migran kehilangan pekerjaan dan enam juta mahasiswa yang baru lulus menjadi pengangguran. Kedua elemen masyarakat inilah yang menerima dampak langsung dari krisis. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah Cina. 
Goyahnya stabilitas politik dan sosial menjadi ketakutan terbesar bagi pemerintah Cina. Ditambah dengan protes-protes yang menuntut lapangan pekerjaan baru, memaksa pemerintah Cina untuk menemukan solusi yang cepat dan tepat untuk masalah ini. 

Langkah-langkah pemerintah

      Biro Statistik Nasional Cina, pada tahun 2008 jumlah pengangguran di Cina mencapai 8.3 juta jiwa. Berdasarkan CIA World Factbook yang dikeluarkan pada tanggal 17 September 2009, tingkat pengangguran di Cina pada tahun 2004 sebesar 10.10 persen. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Tingkat pengangguran tersebut menciut menjadi empat persen pada tahun 2009. 
Zhao Litao dan Huang Yanjie mengungkapkan tiga langkah yang sudah ditempuh oleh pemerintah Cina untuk mengurai pengangguran tersebut. Pertama, pemerintah daerah melaksanakan program pelatihan untuk para mahasiswa. Program ini bertujuan agar mereka mendapatkan kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi syarat lowongan pekerjaan yang tersedia.

Kedua, Departemen Pendidikan membuka 50.000 lowongan pekerjaan untuk para lulusan pascasarjana. Ketiga, Departemen Organisasi Pusat (COD) dari Partai Komunis Cina (PKC), meningkatkan lowongan untuk lulusan perguruan tinggi. Nantinya para mahasiswa ini akan menjabat sebagai kepala desa, pemimpin sebuah komunitas dan karyawan pada komunitas akar rumput PKC. 
Departemen Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Cina, meyakini telah menciptakan 63 juta lapangan pekerjaan baik di desa maupun di kota selama kurun waktu enam tahun terakhir ini. 
Langkah ini diikuti dengan menciptakan kebijakan perekrutan tenaga kerja yang didasarkan enam aspek penting, yaitu pertama, meningkatkan lapangan pekerjaan dengan mengkombinasikan antara ekonomi dan memperluas permintaan dalam negeri. Kedua, membantu dan mendukung perusahaan dalam menghadapi kesulitan dan kestabilan perekrutan tenaga kerja. 
Ketiga, mengimplementasi kebijakan perekrutan yang lebih positif. Keempat, menerapkan promosi perekrutan yang memiliki tujuan yang jelas. Kelima, mengadakan pelatihan khusus. Keenam, bekerja sama dengan rekan sosial dan mengembangkan aktivitas jasa perekrutan. 

Tantangan
      Berdasarkan statistik dari Voice of China, jumlah buruh migran di Cina sekitar 230 juta jiwa. Sebagian besar dari mereka merupakan remaja yang berusia antar 15-49 tahun. 
Inilah merupakan tantangan yang akan dihadapi Cina di masa depan, yakni buruh migran generasi kedua. Buruh migran generasi kedua ini sebagian besar telah mengecap pendidikan di bangku sekolah yang kemudian bekerja di kota. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada buruh migran generasi pertama yang sebagian besar adalah petani. 
Mereka menuntut hak mereka dan tidak menerima diperlakukan secara tidak adil seperti layaknya orang tua mereka. Menurut Menteri Pertanian Cina, Han Changfu, mereka menginginkan diperlakukan sama dengan orang-orang kota pada umumnya. Tidak hanya itu saja, mereka juga menuntut hak-hak mereka untuk dipenuhi.

Kemudian sekitar 70 persen dari buruh migran generasi kedua memiliki telepon genggam, bahkan rata-rata dengan teknologi terbaru dan model yang anyar. Mereka berpakaian layaknya warga kota dan tidak terlihat seperti seorang buruh. 
Permasalahan lainnya yang timbul adalah para buruh migran generasi kedua ini sudah terbiasa hidup di kota dan tidak memiliki keinginan untuk kembali ke desa. Meskipun kembali ke desa, mereka tidak memiliki tanah untuk digarap. Sedangkan bila meneruskan hidup di kota, mendapatkan pekerjaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini menjadi masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan oleh pemerintah Cina.

2. INFLANSI
     Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama.

   Inflasi saat ini tak hanya melanda China belaka. Se-antero dunia pun saat ini sedang menghadapi gelombang pasang inflasi. Fenomena yang demikian ini diakibatkan ulah lonjakan harga minyak maupun komiditas lainnya dan tak lepas juga komoditas pangan. Kondisi yang demikian ini ditambah lagi peranan hedge-fund dan spekulan komoditas yang turut mendorong kenaikan harga.

     Di dunia, sepertiga negara-negara berkembang rata-rata sudah pernah mengalami tingkat inflasi yang berada pada posisi dua digit, bahkan dibeberapa negara sudah mengalami hiperinflasi.
Vietnam, Venezuela dan Pakistan adalah contoh negara yang mengalami inflasi yang cukup parah di mana tingkat inflasi mencapai 20% bahkan Zimbabwe sampai-sampai tak sanggup mengendalikan inflasinya sehingga diambi kebijakan harus memotong 10 angka nol di mata uangnya, seperti 10 Milyar menjadi 1, dalam hitungan persen inflasinya didapat 2,2 juta%! Wouw suatu rekor dalam sejarah dunia.
     Menurut catatan Bank Dunia, lonjakan harga berjamaah ini pernah terjadi pada tahun 1973. di tahun itu, hampir semua komoditas bak berikrar untuk naik harga secara bersama-sama. Kenaikan harga-harga ini secara otomatis menjadi pukulan telak bagi kelompok miskin, kelompok yang paling rentan terhadap lonjakan harga. Besarnya permintaan dan kurangnya penawaran, terutama untuk bahan pangan telah manjadikan masalah ini menjadi masalah global.

    Dua negara yang paling berjubel penduduknya, India dan China mengeluarkan kebijakan melarang ekspor beras demi mengamankan pasokan dalam negeri. Sekedar menaikkan pajak ekspor tidak terlalu jitu untuk kondisi seperti sekarang ini. Di sisi lain, negara pengimpor beras, seperti Filipina dan Indonesia, mengadakan tender besar-besaran untuk impor beras. Hal ini mendorong harga komoditas lebih suka bertengger di atas.
     Kenapa kondisi seperti ini bisa terjadi? Diduga, kebijakan negara maju yang merangsang produksi biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil, dalam rangka mengantisipasi global warming, dengan cara pemberian subsidi, membatasi ekspor, dan mewajibkan penggunaan biofuel di dalam negeri, telah memicu konversi secara besar-besaran penggunaan komoditas pangan untuk bahan bakar nabati. Komoditas yang tadinya di konsumsi sebagai makanan, sekarang digunakan untuk menjalankan mesin. Di Amerika Serikat sendiri, 40% produksi jagung dialokasikan untuk pembuatan etanol.
      Angka inflasi di China pada April 2015 naik moderat sebesar 1,5% sebagai tanda penurunan harga dalam 37 bulan berturut-turut. Hal ini disampaikan Biro Statistik Nasional China dalam laporannya.

     Meski naik dari bulan sebelumnya sebesar 1,4%, tetapi inflasi masih di bawah perkiraan analis sebesar 1,6%. Ekonom memandang angka tersebut menunjukkan tekanan harga moderat dan permintaan domestik di perekonomian terbesar kedua dunia itu melemah.
     "Harga-harga konsumen tetap lamban pada April dan risiko deflasi masih belum terpecahkan. Ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga lagi," ujar analis dari Haitong Securities dalam catatannya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/5/2015)
     Kekhawatiram ekonomi China, pertumbuhan melambat ke posisi terendah dalam enam tahun, sebesar 7% dalam tiga bulan pertama tahun ini, memaksa bank sentral China memangkas suku bunga.
    Dalam jajak pendapat Reuters pada April, analis memperkirakan bank sentral China akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada kuartal ini, dan menurunkan rasio persyaratan cadangan (RRR) sebesar 100 basis poin sepanjang tahun ini.

C. INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL

1. INVESTASI

      Prosedur dalam mendirikan sebuah usaha investasi asing di Cina, pemerintah Cina menerapkan sejumlah peraturan yang dapat menjawab berbagai persoalan, seperti manajemen tenaga kerja, pendaftaran usaha patungan, dan kontribusi modal. Liberalisasi serta kelonggaran terhadap batasan-batasan dalam penanaman modal dan pendirian perusahaan-perusahaan di Cina, adalah sejalan dengan keinginan Cina untuk menerapkan kebijakan reformasi dan membuka diri dan mewujudkan keinginan Cina untuk dapat bergabung dalam keanggotaan WTO.

      Cina juga mengalirkan dananya keluar negeri untuk memacu pertumbuhan di dalam negerinya. Pada awalnya Cina tidak dikenal sebagai negara pengekspor investasi yang penting. Namun, menjelang akhir 2004, Cina sudah mendirikan 8.299 perusahaan di luar negeri dan memiliki angka kumulatif ODI (Outward Direct Investment) lebih dari US$44,8 milyar di 150 negara. Menurut data statistik Kementerian Perdagangan Cina (Ministry of Commerce/ MOFCOM) pada tahun 2005, tercatat aliran kumulatif ODI sebesar US$ 57,2 milyar, ini merupakan sepersepuluh dari semua aliran FDI dari negara berkembang.

      Pemerintah Cina pun antara tahun 1991-1997 membangun sebuah Tim Nasional yang berjumlah 120 perusahaan. Tim Nasional tersebut merupakan perusahaan-perusahaan besar milik negara yang nantinya akan berperan dalam arena persaingan industri di tingkat global. 120 perusahaan raksasa tersebut memiliki fungsi strategis masing-masing. 32 Perusahaan-perusahan tersebut bergerak di sektor: pelistrikan, batu bara, otomotif, elektronika, besi dan baja, mesin, kimia, material untuk konstruksi, transportasi, ruang angkasa, obat-obatan. 33 Semua perusahaan perusahaan ini mendapatkan berbagai macam fasilitas dan dukungan finansial dari negara.

2. Penanaman Modal Dalam Negeri

      Memperkokoh struktur industri dalam negeri secara umum, dengan memprioritaskan industri yang mampu mengolah bahan baku, modal, serta penunjang. Penelitian IMF menemukan, Pertumbuhan Ekonomi di China sejak 1978 disebabkan oleh peningkatan produktifitas di segala bidang. Peningkatan itu terjadi tidak hanya karena perbaikan di bidang teknologi, tetapi juga karena kenaikan belanja modal dan hasil kerja para buruh. Prioritas juga ditunjukkan kepada industri agar mampu menciptakan mesi-mesin produksi sendiri. Dalam beberapa hal, gejala itu merosot dari 70 persen pada 1978 menjadi 54 persen pada 1994, sementara perkerja sektor industri dan jasa meningkat Pergeseran itu menyebabkan realokasi tenaga kerja dalam kegiata yang bernilai tambah lebih tinggi.

       Diarahkan pada proses penyerapan tenaga kerja dalam negeri sebanyak-banyaknya untuk mengatasi dan mengurangi angka pengangguran di China. Pemerintah China juga mengusahakan pembangunan dapat lebih merata di seluruh wilayah China dan memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap dengan mengedepankan perekonomian yang sehat dan  hidup yang berkualitas.

3. Penanaman Modal Asing
     Secara makro proses kemajuan ekonomi suatu negara akan semakin lancar jika tingkat tabungan masyarakat mampu mengimbangi kebutuhan investasi yang akan dilakukan. Jika yang terjadi adalah tabungan masyarakat lebih sedikit, maka diperlukan peran sektor swasta luar negeri/asing untuk menutup celah atau kekurangan tersebut.

      Memikat modal asing merupakan aspek penting kebijakan reformasi di China sejak Departemen Industri dan Perdangangan di China menerima pendaftaran perusahaan dan kantor perwakilan asing pada 1980. Tidak heran, Perekonomian China sekarang tumbuh paling cepat dan menjadi salah satu pasar penanaman modal dunia yang paling menarik. Penanaman modal terbesar berasal dari Jepang, Hongkong (sekarang daerah administrasi khusus), Amerika Serikat, Jerman, Perancis, dan Taiwan. Antara 1980 hingga 1997 China mengantongi modal asing sebesar 212,12 milyar dollar AS dari 300.000 perusahaan patungan asing, jumlah yang mengejutkan. Nilai rata-rata investasi asing per proyek adalah 3,36 juta dollar AS. Selain itu, kontrak investasi telah mencapai 510 Milyar dollar AS. Menurut laporan Seksi Perdangangan dan Pembangunan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), arus investasi yang masuk ke cina menempati urutan kedua di dunia sesudah Amerika Serikat. Lantaran itu, pada 1997 PDB China tumbuh sebesar 8,8 persen dan investasi domestik berupa aset tetap mencapai 305,1 milyar AS.


SUMBER :
1. Aziliya, Dara. 2015. "Ekonomi China: Dorong Pertumbuhan, PM Li Andalkan Kebijkan Fiskal".http://kabar24.bisnis.com/read/20150306/19/409310/ekonomi-china-dorong-pertumbuhan-pm-li-andalkan-kebijakan-fiskal. Jakarta.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
2. Aziliya, Dara. 2014."Ekonomi China: Ekonom Dorong Kebijkan Moneter Longgar".http://kabar24.bisnis.com/read/20140820/18/251170/ekonomi-china-ekonom-dorong-kebijakan-moneter-longgar. Jakarta.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
3. Marwan, Ardy. "Kebijakan Fiskal".https://www.academia.edu/5547777/KEBIJAKAN_FISKAL_MAKALAH. [diakses tanggal 1 Juni 2015]
4. Puspita, Putri. "China Sebagai Kekuatan Dunia Baru".https://www.academia.edu/9898213/China_Sebagai_Kekuatan_Dunia_Baru.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
5. Unknown. "Economy China".https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ch.html. [diakses tanggal 1 Juni 2015]
6. Unknown."Pengangguran di China Menurun".http://video.sindonews.com/play/16914/angka-pengangguran-di-china-menurun. [diakses tanggal 1 Juni 2015]
7. Setiawan, Sakinah Rakhma Diah.2013."Inflansi China Tetap Stabil Meski Ekonomi Tersandung".http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/11/0523080/Inflasi.China.Tetap.Stabil.Meski.Ekonomi.Tersandung.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
8. Yovanda, Yanuar Riezqi.2015."Inflasi di China Hanya 1,5%".http://ekbis.sindonews.com/read/999353/35/inflasi-di-china-hanya-1-5-1431180214.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
9. Akbar, Juang, 2009, "Investasi Negara China", http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127456-RB06J421p-Perkembangan%20investasi-Analisis.pdf [diakses tanggal 21 Maret 2015]
10. Wang, Yuan dkk. 2000. "Menembus Pasar China". Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia.https://books.google.co.id/books?id=Ku4WrxO-VpYC&pg=PA16&dq=penanaman+modal+dalam+negeri+di+cina&hl=en&sa=X&ei=_8tuVYnJH4yIuASDsIOoDw&ved=0CFEQ6AEwCQ#v=onepage&q=penanaman%20modal%20dalam%20negeri%20di%20cina&f=false.[diakses tanggal 1 Juni 2015]
10. Setyawan, Aris Budi. 1997."Perekonomian Indonesia".Jakarta. Gunadarma.